Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Aset Negara (GEMPPAR)
Pendemo Desak Direksi Dicopot, Terkait Pembelian Lahan serta pemanfaatan reservoir dalam aksi demonstrasi yang digelar do Balaikota, jumat (3/11).
Aksi demo kembali guncang Balaikota Bogor. Kali ini, Presidium Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Aset Negara (GEMPPAR) desak Walikota Bogor untuk copot dan periksa Direksi Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor terkait pembelian lahan dan pemanfaatan resevoir.
Dalam aksinya, Koordinator GEMPPAR Fatollah Wahid yabg akrab disapa Sihol, mengatakan bahwa lemahnya keterbukaan publik, khususnya terkait pelaporan pertanggungjawaban direksi Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor.
"Sesuai dengan amanah Peraturan Daerah Kota Bogor No 21 Tahun 2019 tentang perusahaan BUMD Tirta Pakuan,” kata Fatollah Wahid pada awak media Jumat (3/12/2021) petang. Adapun point yang menjadi tuntutan dalam aksi damai tersebut terkait keterbukaan informasi publik.
Menurutnya, pada pasal 70 Perda tersebut, disebutkan direksi wajib mempublikasikan laporan keuangannya, secara keseluruhan, kepada masyarakat. Untuk diketahui publik, baik melakui sosial media ataupun website resminya." Itu tidak ada terlihat sama sekali dan itu yang kita minta itu, tidak ada,” jelasnya.
Dikatakan, fakta di lapangan, hingga saat ini masih ada permasalahan yang belum diketahui oleh masyarakat luas. “Kami meminta Walikota Bogor untuk memerika dan mengevaluasi kinerja direksi. Bila tidak ada perbaikan dan tak lebih baik dari direksi sebelumnya tentang keterbukaan publik,” ungkap Sihol.
Dia juga menyinggung terkait pembelian lahan serta pemanfaatan lahan Reservoir milik Perumda Tirta Pakuan di Kabandungan Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor dan, Jabaru, Bogor Barat.
Diketahui, anggaran negara sudah miliyaran rupiah untuk proses pembelian serta pembangunan lahan reservoir itu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Bogor. Tapi kenyataan tak kunjung datang.
“Kami meminta penegak hukum melakukam penyelidikan. Karena ada potensi kerugian negara, atas tindakan nepotisme yang dilakukan oknum petinggi Perumda Tirta Pakuan," terangnya.
Menurut keterangan Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Rino Indira Gusniawan yang dikutif dari Kupas Merdeka mengungkapkan, sumber mata air dan resapan air yang ada di Kabandungan ini luasnya satu hektare.
“Nantinya sumber mata air dan resapan air di lokasi tersebut akan mendistribusikan sekitar 30 liter per detik ke reservoir Kota Batu, kemudian dialirkan ke pelanggan di zona 6 Kota Bogor,” kata Rino kepada awak media.
“Kita bangun tempat ini, hanya bak untuk penangkapan air dan pembubuhan desinfektan sebelum dialirkan ke reservoir Kota Batu, berkapasitas 2.000 meter kubik, mengaliri zona 6 untuk mengaliri Kebun Raya Residence (KRR),” jelasnya.
Penampungan di Kabandungan sejatinya bisa mengalirkan air 40-50 liter per detik. “Kita akan buat beberapa bak penampungan air tertutup seperti di Kotabatu dan Tangkil,” ucapnya.
Kedepan Perumda Tirta Pakuan akan menambah jumlah pelanggan sekitar 2.100 unit, dari jumlah pelanggan yang Sudah ada saat ini, yaitu sebanyak 7 ribu pelanggan yang ada di zona 6, untuk itu kemudian kami targetkan tahun ini harus selesai agar penambahan pelanggan dapat tercapai, mengingat sudah delapan tahun di zona 6 tidak ada penambahan pelanggan, padahal pertumbuhan penduduk semakin berkembang setiap tahunnya, pungkas Rino. (Red)